Karimun, bnn
Masih segar dalam ingatan warga Kabupaten Karimun perbuatan bejat oknum polisi dari Kepolisian Resort (Polres) Karimun, yang tercela dengan perlakuan asusila terhadap seorang anak perempuan di bawah umur beberapa waktu silam. Hari Sabtu, 04 Augustus 2012, sekitar pukul 16.00 WIB, kembali kinerja Polri dihujat dan dicerca masyarakat, khususnya warga Baran I, Kecamatan Meral, yang sinis menentang aksi petugas kepolisian yang menjalankan tugasnya sebagai pengamanan dan pengayom masyarakat, tetapi justru membuat keonaran dan menciptakan keributan di saat Ramadhan.
Keributan itu terjadi di Jl Ahmad Yani, Kelurahan Baran I, Kecamatan Meral, Kabupaten Tanjungbalai Karimun, menyusul penangkapan dua orang pemuda yang diduga memiliki narkotika jenis ganja. Kedua pemuda itu melawan dan tidak mau ditangkap dan menolak dibawa ke Mapolres Karimun. Mereka mene-riakkan kata-kata: “Itu bukan saya punya. Polisi jebak saya, saya tidak mau dibawa ke kantor polisi. Mereka yang menyelipkan barang bukti itu (sambil menunjuk bung-kusan plastik kecil berisi ganja yang terletak di tanah, red) ke tubuh saya," teriak salah seorang pemuda, sambil berontak minta dilepaskan polisi yang memeganginya.
Pertikaian dan percekcokan antara pemuda yang diduga tersangka tapi tidak mau mengakui tudingan petugas polisi tersebut, menyebabkan warga ramai membentuk kerumunan di tempat kejadian perkara (TKP). Akibatnya, ja-lan protokol Ahmad Yani yang menghu-bungkan Tanjung Balai dan Meral macet total selama sekitar empat jam. Di TKP, bnn menyaksikan langsung aksi perlawanan yang tidak sekedar dilakukan kedua pemuda tetapi juga orang tua dan keluarga kedua pemuda itu, bahkan kerumunan warga yang ikut menyak-sikan peristiwa tersebut.
Sejumlah warga yang ada di TKP itu mengatakan kepada bnn, jelas terbukti perlakuan para petugas kepolisian itu naif. Seorang warga separuh baya mengatakan, ”Itulah kerja polisi, kalau tidak membackingi, menjebak, hanya untuk mendapatkan posisi dan jabatan."
Buktinya, tuturnya lagi, kalau kedua pemuda itu pemilik barang bukti (BB) ganja itu, pasti mereka sudah lemah dan mengaku ketika ditangkap oleh empat orang anggota polisi tersebut.
"Tetapi karena memang bukan miliknya, maka mereka berontak dan melawan mati-matian. Nyatanya para polisi itu tidak jadi menangkap dan mem-bawa mereka ke kantor polisi. Macam-tulah kerja anggota polisi yang bejat dan tidak profesional, apalagi yang muda-muda yang masih petentengan alias labuh air," ujar seorang warga pemukim di sekitar sekitar TKP. (rupa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan pesan Anda.