Profesor Tertipu: Ilmuwan terkemuka Inggris yang juga guru besar jebolan Universitas Oxford, Inggris, Paul Frampton, membawa sekoper pakaian dalam yang dititipkan "Miss Bikini" sekaligus model kelahiran Ceko, Denise Milani. Frampton mendekam di bui, setelah terbukti koper titipan itu berisi narkoba.
PROF. Dr. PAUL FRAMPTON, ilmuwan terkemuka dunia kelahiran Inggris, jebolan Universitas Oxford, kini mendekam di penjara Buenos Aires, Argentina, karena dituduh menyelundupkan narkoba pada hari Senin, 23 Januari 2012. Frampton dicegat di bandara Buenos Aires, ketika akan naik pesawat menuju Peru dengan dua kilogram kokain di kopernya.
Setelah mendekam di bui kurang lebih enam bulan, Frampton akhirnya pada hari Minggu, 22 Juli 2012, secara terbuka mengungkapkan kepada pers bahwa dia sesungguhnya telah menjadi korban perangkap iming-iming menggiurkan dari seorang model cantik di internet.
Daily Mail memberitakan, hari Senin, 23 Juli 2012, ilmuwan terkemuka dunia itu mengatakan sehari sebelumnya, kasus yang menimpanya sehingga mendekam di bui tersebut akibat rekayasa sekelompok orang yang menjadikan model kelahiran Ceko 32 tahun silam, Denise Milani, sebagai umpan yang menjebak dia ke dalam kasus narkoba itu. "Saya melakukan kesalahan, dan saya sangat khawatir akan meninggal di penjara ini. Padahal, semua ini hanya gara-gara saya tergiur pada ungkapan perempuan cantik itu," tutur Paul Frampton, dari dalam kamar berjeruji besi itu.
Dia yakin tidak bersalah karena tidak tahu apa isi koper titipan yang dibawanya tersebut. Namun, Frampton menjelaskan, itulah awal petaka bagi dirinya. "Dan, kalau perempuan menggiurkan dan jaringannya itu mampu mengelabui saya dengan jebakan koper titipan itu, bukan tak mungkin mereka bisa juga membalikkan fakta dan mampu membuktikan bahwa saya bersalah. Ini yang sungguh-sungguh mengkhawa-tirkan saya," tutur Frampton.
Dalam penjelasannya itu, Frampton mengisahkan secara gamblang betapa model cantik berusia 32 tahun kelahiran Ceko, Denise Milani, yang kini berbasis kerja di AS itu, telah bertukar pesan dengannya lewat sebuah situs kencan. Namun, setelah mendekam di dalam bui, Frampton akhirnya yakin, anggota mafia Amerika Selatan telah menipunya untuk membawa sebuah koper berisi narkoba yang disamarkan sebagai pakaian dalam Denise Milani.
Pasalnya, sama sekali tidak ada petunjuk bahwa Milani terlibat dalam rencana penyelundupan narkoba dalam koper tersebut, menyusul bukti penyelidikan mengungkapkan bahwa model itu sama sekali tidak tahu bahwa mafia diduga telah menggunakan identitasnya untuk membuat jebakan itu.
***
PARA sahabat Frampton yang berpengaruh di komunitas ilmiah hingga hari Minggu malam, 22 Juli 2012, terus memperjuangkan pembebasan Frampton dengan menyediakan uang jaminan saat ia menghadapi kemungkinan hukuman hingga 16 tahun penjara, jika terbukti bersalah. Cerita lengkap tentang terjebaknya Frampton dalam penyelundupan narkoba itu, sesungguhnya terungkap dalam kisah yang bertutur rinci hingga ke penangkapannya. Termasuk catatan masa tinggal Frampton selama 10 hari di Bolivia, ketika dia sedang menunggu Milani bergabung dengannya untuk memulai hidup baru bersama dia sebelum perjalanan nahas ke Argentina itu.
Frampton, 68 tahun, dilahirkan di Worcestershire, Inggris, dan mendapat gelar BA dengan Double First Class Honours di Oxford, Inggris. Kepada Daily Mail, Frampton yang telah bercerai dengan istrinya menuturkan secara gamblang, "Seharusnya saya sadar lebih awal. Tapi, penipu itu sangat baik dan sangat cerdas. Saya tidak pernah berpikir bahwa ada orang semacam itu. Selama 11 minggu saya berpikir bahwa saya sedang mengobrol dengan seorang perempuan cantik."
Jabaran Daily Mail menjelaskan, narkoba yang dibawa Frampton itu ditemukan terbungkus kertas kado dalam lapisan koper. Tetapi Frampton menjelaskan, koper itu diberi oleh seorang pria Hispanik yang dia perkirakan berusia separuh baya, di sebuah hotel di Buenos Aires. Pria itu mengatakan kepadanya bahwa koper tersebut adalah milik Denise Milani, model yang selama ini sudah berada di hati Frampton. Lantas ilmuwan malang itu terbuai rayuan tersebut, dan terbang ke Argentina setelah sempat tinggal selama 10 hari di Bolivia, di sebuah tempat yang diharapkannya akan bertemu dengan Denise Milani yang bernama asli Denise Trlica.
Pers mencatat, Denise Milani terkenal karena payudara alaminya yang berukuran 32DD. Dan, karena payudaranya itulah dia terpilih menjadi "Miss Bikini World" tahun 2007 kemudian jadi model favorit para penikmat majalah pria Maxim dan FHM.
Sebuah harian terkemuka Argentina memberi-takan, Frampton mengakui bahwa dia berencana membawa koper itu ke Brussels, Belgia. Di tempat tersebut dia akan bertemu dengan Denise Milani yang sudah sering berhubungan dengannya via internet. Namun, kata Frampton lagi, seorang sahabatnya membujuk dia agar membatalkan rencana itu, dan mengubah pemesanan tiketnya untuk terbang pulang ke AS dan melupakan Milani.
Dari hasil tes psikologi terhadap Frampton untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit mental, terungkap bahwa ilmuwan itu tengah bermasalah dengan paru-parunya setelah mendekam di penjara sekitar enam bulan. Dan, atas pertanyaan para penyidik, Frampton mengaku bahwa dia mungkin menderita gangguan mental karena obsesinya pada fisika.
Namun, mantan istri Frampton menggambarkan kepada pihak berwajib, bahwa ilmuwan itu sangat "naif" secara emosional.
***
DARI dalam sel penjaranya, Frampton mengatakan kepada harian berpengaruh di Argentina, Clarin, Orang yang saya pikir perempuan itu mengatakan kepada saya bahwa dia menyukai pria yang lebih tua, dan dia telah lelah melakukan sesi pemotretan. Saya pun tersentuh dengan kisah itu. Sebelum penangkapan saya pada 23 Januari, saya yakin saya sedang mengobrol dengan perempuan itu, baru setelah beberapa minggu di penjara, saya menyadari dia adalah seorang pria, seorang penjahat yang menyamar sebagai model tersebut."
Frampton menambahkan, "perempuan itu bertanya kepada saya, apakah saya bangga dengan orang seperti dia. Itu cukup meyakinkan. Saya tahu, saya tidak akan menemuinya di Bolivia seperti yang direncanakan, tepat pada hari saya tiba di sana. Saya seharusnya kembali ke Amerika ketika itu. Namun, saya selalu menuntaskan rencana-rencana saya, sebagaimana saya menyelesaikan makalah fisika saya. Dia proyek saya."
Menurut Frampton, "ketika itu tak tampak aneh bagi saya bahwa orang itu mengundang saya untuk bertemu dengannya di Bolivia. Gagasannya adalah pergi ke sana dan kembali bersama dia beberapa hari kemudian ke tempat saya tinggal."
Kini, Frampton ditahan di Penjara Devoto Villa di Buenos Aires. Di penjara itu pernah terjadi kerusuhan terburuk dalam sejarah Argentina pada tahun 1978, sehingga menyebabkan 62 orang tewas.
Ketika ditangkap, Frampton yang berasal dari Kidderminster, Worcestershire, Inggris, sedang mengajar di Universitas North Carolina. Akibat kasusnya itu, gajinya di North Carolina kini dihentikan.
Kasus Frampton menyerupai kasus Sharon Mae Armstrong dari Selandia Baru, yang ditangkap di Bandara Internasional Ezeiza pada April tahun lalu.
Perempuan itu ditangkap setelah lima kilogram kokain ditemukan di koper yang dibawanya sesaat sebelum dia naik pesawat ke Spanyol.
Armstrong dinyatakan bersalah dan dihukum empat tahun dan sepuluh bulan penjara pada Februari tahun ini. Hakim menghukumnya meskipun menerima pengakuannya bahwa dia telah dijebak oleh seorang pria yang dikenalnya di internet.
Para akademisi terkemuka dunia, termasuk peraih Hadiah Nobel Fisika tahun 1979, Sheldon Glashow, telah menulis surat kepada hakim yang bertanggung jawab atas kasus Frampton, dan menyatakan bahwa Frampton tak bersalah. Frampton telah menulis lebih dari selusin artikel ilmiah bersama Glashow.
Dan, sejumlah ilmuwan lainnya juga telah berupaya melayangkan surat mereka langsung kepada Presiden Argentina, Cristina Kirchner, agar Kirchner mau campur tangan dan membebaskan Frampton dari kasus tersebut. (pur/ian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan pesan Anda.